Sabtu, 28 April 2012

MY FAMILY






sidikalang

Sidikalang, Dairi

Kebetulan minggu lalu “berkunjung” ke Sumatera Utara, tepatnya ke Kota Sidikalang, Kabupaten Dairi. Untuk menempuh Kota Sidikalang dibutuhkan waktu + 5 jam dari Kota Medan, what a great trip to take. Sebelum berangkat kita pusing-pusing kota Medan, terlebih dahulu. Suasana Kota Medan, kurang lebih mirip Jakarta, hanya kendaraannya tidak sepadat Jakarta, tapi panasnya melebihi Jakarta. Entah memang lagi panas, atau suhunya seperti itu. Selagi pusing-pusing kota Medan, saya banyak menemui suara kicau burung di bangunan2 tinggi, ternyata bangunan itu adalah sarang Burung Walet, dan kicaunya guna mengundang Walet agar singgah ke bangunan tersebut.

Komplek Sarang Burung Walet. Jl. Mesjid Medan, Kota Medan
Selepas Ashar, kemudian kita beranjak ke Sidikalang. Perjalanan menuju Sidikalang mengambil rute melalui Brastagi. Suasana menuju Brastagi kurang lebih seperti menuju Bogor ke arah Puncak, Jawa Barat. Tentunya suasananya tidak lagi panas, melainkan sejuk meski kabut belum menyelimuti (halah:D ). Jalur dua arah meliuk-liuk ditambah pemandangan hutan pinus mengurangi rasa eneg saya dalam perjalanan:D. Setelah melewati kota Brastagi, kita memasuki Kaban Jahe dan setelah melalui Kaban Jahe dan melawati pintu masuk Danau Toba Silalahi. Tidak lama berselang kembali memasuki jalan berliuk2, dan kami beristirahat di warung kopi. Kalau tidak salah waktu sudah setengah 7, tapi suasana belum gelap kalau di Jakarta kira2 sekitar jam setengah 6an namun kabut sudah turun. Kata teman saya, kalau tidak turun kabut pemandangan Danau Toba Silalahi bisa kelihatan dari warung kopi tempat kita istirahat. Setelah minum kopi dan makan telur bebek warna putih yang di rebus (nah makan telurnya pake lada+kecap asin, yummy) kita memutuskan jalan lagi. Jadi mau makan telor :D .
Pemandangan Kota Brastagi
Jalur Brastagi-Kaban Jahe
Danau Toba Silalahi
Di Warung Kopi Yang Jualan Telor Bebek Putih
Perlajalanan selanjutnya kita memasuki hutan pinus, jalannya tetap berliuk2. Tidak lama berselang kita melewati Taman Wisata Iman. Ini merupakan salah satu objek pariwisata yang dimiliki Kabupaten Dairi. Letak Taman Wisata Ini berada di atas bukit, dan tetap dikelilingi hutan. Tidak lama berselang jalanan sudah gelap dan hape tidak mendapatkan sinyal, semua operator bow. Penerangan hanya memanfaatkan lampu kendaraan, dan jarak pandang + hanya 1 meter jadi jalannya pelan2. Kondisi aspal juga tidak terlalu bagus, sehingga si pengemudi harus pintar2 mengendarai mobil ditambah penerangan yang minim jadi ekstra hati-hati. Selama itu pula kami melawati beberapa jembatan, dan seperti biasa klakson tiga kali sebelum memasuki jembatan. Mitos yang berkembang hampir di pelosok Indonesia, klakson tiga kali ketika memasuki jembatan sebagai permisi atau “numpang lewat”. Yah, percaya ga percaya.
Setelah kurang lebih setengah jam, kami melihat beberapa rumah yang menandakan sudah “ada kehidupan”  . Keadaan sekitar seperti pemukiman pedesaan pada umumnya, jalur terdiri hanya dua arah, di sekitar kanan kiri terdiri dari pemukiman warga. Hampir tiap rumah disini memiliki parabola, karna maklum pemukiman warga berada di balik bukit jadi untuk mendapatkan siaran lokal saja warga membutuhkan parabola untuk dapat menonton siaran TV. Guyon teman saya, “disini, kalau rumahnya tidak ada parabola, TV hanya jadi pajangan saja bang”. Selama perjalanan di kawasan ini kita melewati 1 pom bensin, dan itu juga sudah tutup tapi kami melihat banyak warga menjual bensin eceran. Bahkan satu rumah di depan pom bensin yang sudah tutup menjual bensin eceran. Kata teman saya harga bensin eceran Rp. 5000, meski di balik bukit harganya normal ya.
Tidak lama kemudian kita sampai di kota Sidikalang, dan sebelumnya mampir ke kantor perwakilan. Kota Sidikalang terdiri pusat perdagangan wilayah sekitar, kotanya sendiri tidak begitu besar. Seperti kota pada umumnya, kota ini juga memiliki alun-alun (sayang tidak sempat mengabadikan), dan sisanya kantor perkantoran pemerintahan dan ruko-ruko, Bank, rental komputer, hotel, kedai makan, terminal, dll. Hasil pusing-pusing dikota ini, kita hanya melihat 2 hotel. gelap.jpgYang satu agak besar dan yang satunya biasa saja. Karna alasan jarak, kita memilih yang tidak begitu jauh dengan kantor perwakilan. Hawa kota ini sangat sejuk, kalau Anda pernah ke Ciwidey, Bandung, nah kurang lebih suhu dinginnya hampir sama seperti disana. Luar biasa dinginnya. Selama 4 hari disini, 2 kali saya mengalami pemadaman lampu bergilir, setiap pemadaman kurang lebih 3 jam’an. Untungnya meski secara geografis tempat ini berada di pedalaman, tempat ini masih terjangkau internet. Secara telpon bisa masuk, jadi tempat saya ini menggunakan linenya telkom, ya speedy gitu deh. Meski begitu speedynya lumayan kenceng, saya sempat remote2an via hamachi dengan kantor pusat. Secara blm make VPN2an gitu loh  , jadi hamachi2an aza. Di hari terakhir, kita siap2 pulang dari pagi hari karna ada urusan ke Pematang Siantar. Jarak tempuh ke Pematang Siantar sekitar 3 jam’an, dan sekitar jam 11 kita sudah sampai di kota Siantar. Tidak seperti Dairi, Siantar sudah termasuk kota besar. Terlihat banyak Bank-Bank pemerintah dan swasta disini, juga sudah banyak warnet terlihat. Setelah menyempatkan sholat Djuhur disalah satu Masjid yang indah namun sayang tidak tahu namanya, kita cari tempat makan dan kemudian menuju Kota Medan dan sampai Polonia jam 6′an dan langsung siap2 ke Jakarta.

Senin, 16 April 2012

Ribuan Umat Hadiri Jubileum 150 Tahun HKBP Distrik VI Dairi

Author : Slawi, Posted : 20 September 2011
Reformata.com - Sejumlah besar jemaat Huria Kristen batak Protestan (HKBP),antusias rayakan Jubileum 150 tahun gereja. Minggu (18/9), ribuan umat berbondong-bondong menghadiri perayaan Jubileum 150 tahun HKBP Distrik VI Dairi, di halaman Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Kota Sidikalang.
Dalam perayaan akbar itu, Bupati Dairi, KRA Johnny Sitohang Adinegoro, datang memberi selamat dan sambutan. Sitohang mengajak seluruh jemaat HKBP, untuk bersama-sama membangun program Pemerintah Daerah dan Pusat, demi kepentingan seluruh masyarakat. Dia berharap jemaat dapat terus menjaga keharmonisan hubungan umat beragama dengan saling hormat menghormati, seperti yang selama ini telah terbina di Kabupaten Dairi.
Sementara itu, Pdt.Dr.J.Sirait, yang diberi kehormatan untuk menyampaikan khotbah, menghimbau kepada seluruh jemaat HKBP, agar dapat meningkatkan peran lebih baik, secara nyata, dalam mempersiapkan generasi muda. Secara khusus dalam kecerdasan iman, intelektual, emosional, dan membangun jati diri sebagai Gereja yang bersumber pada Alkitab. Dia juga berharap, jemaat dapat meningkatkan perannya dalam beribadah, dan mencerdaskan seluruh warganya, bersaksi dan melayani, di tengah-tengah masyarakat, serta mandiri di bidang teologi, daya dan dana.
Acara itu juga dihadiri Praeses HKBP Distrik VI Dairi, P.Nainggolan, STh, Kepala Departemen Koinonia HKBP Pusat Pdt Dr J Sirait dan Ketua Umum Panitia Perayaan Jubileum 150 Tahun HKBP Wilayah II Dr RE Nainggolan. Slawi/dbs

kra jhonny sitohang

KRA Johnny Sitohang Adinagoro: Saya Tidak Berpendidikan Tinggi, Tetapi Proses Hidup Saya Mujizat


KEMURAHAN TUHAN sangat melimpah dalam hidup saya dan keluarga. Tidak masuk akal bagi banyak orang, termasuk bagi saya, kalau hidup saya bisa seperti selama ini dan berlangsung hingga sekarang. Saya tidak berpendidikan tinggi, tidak kaya dan berasal dari kampung kecil yakni Lae Hole, Kec.Pabuluan. Karena mujizat Tuhan maka saya bisa menerima banyak berkat dan kami selalu berdoa agar diberi Tuhan kesempatan menjadi saluran berkat.
Tidak ada nuansa politis dalam tindakan sebagai saluran berkat. Hanya kekayaan Tuhan yang tersalur melalui saya. Kalau pemberian saya mengandung politik tidak ada gunanya menyalurkan bantuan pribadi ke Kab.Simalungun atau Medan. Seharusnya berkonsentrasi di Kab.Dairi. Selain itu, saya tidak pernah mencatat di mana saya menyerahkan ban-tuan dan saya tidak pernah mencatat berapa suara memilih Partai Golkar di suatu tempat. Tidak pernah tersirat dalam otak siapa yang menerima bantuan batako.
Siapapun tidak mampu mengira seorang yang hanya tamat SMP (tidak lulus) mampu empat periode anggota DPRD (termasuk menjadi wakil ketua DPRD) dan satu periode menjadi wakil bupati. Mungkin Tuhan melihat apa yang ada dalam hati nurani saya sehingga Dia mempercayakan saya mendapatkan berkat yang besar seperti sekarang. Tetapi saya mengerti kapasitas pribadi sehingga kalau mendapat berkat yang melimpah, saya tahu bahwa di dalam berkat itu ada banyak orang yang berhak. Demikian dijelaskan Wakil Bupati KRA Johnny Sitohang Adinegoro kepada Dairi Pers beberapa waktu lalu.
Mengenai kedermawanan dan keramahan, dunia Dairi selama tahun 2007 merupakan tonel (drama), banyak orang bertindak jadi figur yang tindak-tanduknya telah diatur dalam skenario. Lihat, seandainya kebaikan yang mereka lakukan sekarang merupakan kebiasaan, mereka pasti telah melakukan keramahan dan kebaikan serta kedermawanan tahun 2006 atau sebelumnya. Mereka yang berpolitik saat ini menjadi rajin menyapa orang, sebelumnya tidak pernah. Di mana selama ini, di Dairikah?
Bagi saya, sedaya mampu akan melakukan yang baik. Tetapi jangan harapkan di luar kemampuan saya. Di samping itu, saya tidak selalu memiliki uang. Kalau saya punya uang saya akan memanggil orang ke ruang kerja saya untuk mem-bagi apa yang ada. Orang yang pernah saya bantu saja pun tidak saya ketahui ke mana arah politiknya. Yang penting saya telah berbuat baik, soal hatinya biarlah urusan Tuhan. Saya tidak pernah minta balasan dari apa yang saya be-rikan. Biar saja saya selalu memberi sepanjang hidup.
Kalau saya mengharapkan menerima balasan berarti kalianlah jadi wakil bupati dan saya jadi wartawan, janganlah. Lebih bagus saya hanya memberi tetapi tetap mendapat berkat melimpah. Dia mengatakan dalam berkat yang diterimanya tertitip bagian banyak orang. Ia mengibaratkan menanam padi, di sana tertitip bagian tikus dan burung. Kenapa kita meracun tikus dan meng-halau burung, karena mereka ingin memakan semua. Jadi, apa untuk saya, katanya.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro menjelaskan soal pendidikannya. Menurutnya, dia orang pintar di SMPN 3 Medan. Banyak orang menga-takan saya berbohong mengatakan tamatan SMPN 3 Medan. Memang mereka mencarinya dalam daftar lulus. Saya memang tidak lulus tetapi tamat. Saat itu yang hanya tamat (tidak lulus) bisa melanjut ke SMA swasta tetapi harus mengikuti ujian persamaan. Karena luapan sentimen politik, banyak orang berteriak-teriak ‘ijazah palsu’ tanpa klarifikasi kepada saya. Saya tidak berniat naik karena orang lain jatuh. Yang saya inginkan kawan naik tetapi saya lebih tinggi. Itulah cita-citaku dan saya yakin Tuhan mempercayai saya menjadi saluran berkat-Nya yang melimpah. Kalau Tuhan telah membuka pintu untuk saya, tidak seorangpun yang bisa menutup, ujarnya.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro pernah menjadi guru SMP, bahkan pernah kepala SMP di Lae Hole. Semua bekas muridnya berhasil jadi PNS dan polisi. Tidak jauh tempat saya sebagai guru SMP dan kepala SMP. Itu, dekat di Lae Hole. Orang ternyata mengatakan tidak mungkin, saya juga tidak percaya tetapi itulah yang terjadi.(R-06)

wakil bupati

PROFIL WAKIL BUPATI DAIRI

Nama :Irwansyah Pasi, SH
Tempat dan tanggal lahir :Sidikalang, 31 Agustus 1964
Agama : Islam
Alamat : Jln. Merdeka No. 2 Sidikalang

Orang Tua
Ayah : M. Pasi
Ibu : P. br. Marbun

Isteri
Nama : Marni br. Sagala
Tempat dan tanggal lahir : Sidikalang, 10 Maret 1964
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (Bidan)

Orang Tua
Ayah : A.S. Sagala
Ibu : M. br Manjorang

Anak 1. Ari Lolo Pasi
2. Suluh Agung Pasi
3. Ade Irma Pasi


Wakil Bupati Dairi periode 2009-2014, Irwansyah Pasi, SH sebelum menjabat sebagai Wakil Bupati Dairi mendampingi Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro adalah seorang PNS dengan pangkat dan golongan ruang terakhir Pembina (IV/a), yang diangkat sebagai CPNS pada tahun 1992 dan bertugas pertama kali di Pemerintah Propinsi DATI I Sumatera Utara sebelum akhirnya pada tahun 1995 bertugas untuk mengabdikan diri di Pemerintah Kabupaten Dairi.

Jabatan-jabatan yang pernah diemban Irwansyah Pasi, SH adalah :
1. Kepala Subbagian Tata Usaha Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DATI I Sumatera Utara, pada DATI II Kaabupaten Dairi (1995-1998);
2. Kepala Subbagian Tata Usaha Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DATI II Kabupaten Dairi (1999-2001);
3. Pj. Camat Sitellu Tali Urang Jehe (2001-2004) sebelum pemekaran Kabupaten Dairi;
4. Pj. Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Permukiman Pemerintah Kabupaten Dairi (2004);
5. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Dairi (2004-2008).

Pengalaman kepemimpinan seorang Irwansyah Pasi, SH tidak diragukan lagi dengan melihat riwayat jabatan yang pernah diemban, apalagi selama masih aktif sebagai PNS, pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, seperti :

1. Pendidikan dan Pelatihan Administrasi Umum Lanjutan (1998);
2. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III (2002);
3. Kursus Manajemen Proyek (1999);
4. Pelatihan Pengelola Proyek (2000).

Demikian pula jabatan kepemimpinan organisasi yang pernah dipegang yakni sebagai Sekretaris Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Dairi, Sekretaris Umum Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Dairi, dan terakhir sebagai Wakil Ketua II KORPRI Kabupaten Dairi.

bupati dairi

PROFIL BUPATI DAIRI

Nama : KRA Johnny Sitohang Adinegoro
Tempat dan tanggal lahir : Sibolga, 17 April 1956
Agama: Kristen Protestan
Alamat : Jln. Sisingamangaraja No. 129 Sidikalang

Orang Tua
Ayah : Jonathan Ompu Tording Sitohang
Ibu : Mutiara br. Lumban Tobing

Isteri
Nama : Dumasi br. Sianturi
Tempat dan tanggal lahir : Lae Hole, 9 Oktober 1956
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (Perawat)

Orang Tua
Ayah : St. Mordin Sianturi
Ibu : Sinta br. Sihombing
Anak 1. dr. Nitawati Sitohang
2. Natalina Sitohang, Am.Kep
3. Tindoan Sitohang, ST
4. Susi Anna Sitohang, SH
5. Deprianto Sitohang
6. Margomgom Sitohang

Bupati Dairi periode 2009-2014, KRA Johnny Sitohang Adinegoro adalah putera dari seorang tokoh Kabupaten Dairi, yaitu Jonathan Ompu Tording Sitohang (Pj. Bupati Dairi tahun 1949), yang memulai karir politiknya dari bawah sejak tahun 1978 sebagai Pengurus Komisaris Desa GOLKAR di Desa Lae Hole, Parbuluan.
Sejak itu, karir politik KRA Johnny Sitohang Adinegoro semakin menanjak mulai dari Komisariat GOLKAR Kecamatan Parbuluan hingga menjadi Ketua Partai GOLKAR Kabupaten Dairi tahun 1998 hingga sekarang.
Di legislatif, KRA Johnny Sitohang Adinegoro mengawali karirnya sebagai anggota DPRD Kabupaten Dairi tahun 1987 dan terakhir menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Dairi sampai tahun 2004.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro juga memiliki banyak pengalaman berorganisasi di luar organisasi politik, antara lain pernah menjadi Ketua DPC Pemuda Panca Marga Kabupaten Dairi dan Ketua DPD KNPI Kabupaten Dairi.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro juga pernah menjadi wartawan di Jakarta dan guru di Lae Hole. Perhatian terhadap dunia pendidikan dibuktikan dengan mendirikan sekolah di Lae Hole yang selanjutnya sekolah tersebut diserahkan kepada Yayasan HKBP di Lae Hole Kecamatan Parbuluan.
Pada tahun 2004, KRA Johnny Sitohang Adinegoro terpilih sebagai Wakil Bupati Dairi yang menjadi pasangan DR. M.P. Tumanggor sebagai Bupati Dairi periode 2004-2009 dan tanggal 20 April 2009, KRA Johnny Sitohang Adinegoro dilantik sebagai Bupati Dairi berpasangan dengan Irwansyah Pasi, SH sebagai Wakil Bupati periode 2009-2014 sebagai hasil pilihan rakyat secara langsung melalui Pilkada.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro dikenal sebagai seorang yang pluralis (menghargai perbedaan), cerdas, dan bijak dalam mengatasi berbagai persoalan, sederhana dalam penampilan, memiliki rasa sosial tinggi terhadap masyarakat yang lemah dan miskin, serta lugas dalam bertindak, militan, dan berjiwa pejuang dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas.
KRA Johnny Sitohang Adinegoro dikenal sebagai "problem solver" (pemecah masalah).
Berbagai permasalahan pelik yang mungkin bagi orang lain butuh waktu yang panjang untuk pemecahannya namun dapat diselesaikannya dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Pengalaman yang luas didukung karakter yang kuat akan menjadi modal besar dalam memimpin Kabupaten Dairi menuju cita-cita yang diinginkan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Dairi.

Dairi


OBJEK WISATA
Selain dikenal karena daerahnya yang subur, serta keindahan panorama alam Danau Tobanya yang masyur, tanah Batak ini kini memiliki objek wisata baru yang sayang untuk dilewatkan saat liburan tiba.
Bertepat di Kabupaten Dairi, sekitar 152 km arah barat daya Medan, kini tengah gencar dipromosikan Taman Wisata Iman (TWI) yang merupakan tempat wisata yang memadukan unsur religius dan keindahan alam.
Sasmita Ujung, Petugas Paviliun Kabupaten Dairi di Pekan Raya Sumut (PRSU), mengatakan, Taman Wisata Iman berada di atas Perbukitan Sitinjo, dan merupakan satu-satunya tempat wisata di Indonesia yang memadukan unsur religius dan keindahan alam.
Di sana terdapat lima tempat ibadah berdasarkan agama yang diakui di Indonesia,
dan di area seluas 13 hektare tersebut juga ada miniatur peninggalan sejarah masing-masing agama yang layak dikunjungi.
Di Taman Wisata Iman juga terdapat wisata sungai dan alam serta penginapan bagi pengunjung yang ingin bermalam disana.
Wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba bisa melanjutkan perjalanannya berwisata di Taman Wisata Iman karena jaraknya hanya satu jam perjalanan
Lae Pondom Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi
Lae Pondom merupakan tempat yang ideal untuk memandang Danau Toba yang persis terletak di atas desa Silalahi. Hutan, kupu-kupu, Imbo/ sebangsa siamang berwarna hitam dengan suara nyaring dan khas dapat dinikmati oleh wisatawan.

Silalahi Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi
Desa Silalahi persis berada ditepi Danau Toba dan wisatawan dapat menikmati Danau Toba pada lokasi ini antara lain : memancing, olahraga air, mandi-mandi/ berenang, berperahu, berselancar. Secara budaya desa ini diyakini sebagai asal muasal Marga Silalahi. Uniknya lagi bahwa pada bagian inilah merupakan perairan terdalam dari Danau Toba.

Danau Toba Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi
Tidak jauh dari lokasi Lae Pondom wisatawan dapat mengunjungi Dolok Simaddar, dimana dari lokasi ini Danau Toba terlihat lebih jelas dan termasuk hutan yang disebelahnya, suatu pemandangan panorama yang sangat indah.


PLTA Lau Renun Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi

Bukit Simandar Kawasan Danau Toba Kabupaten Dairi
Tidak jauh dari lokasi Lae Pondom wisatawan dapat mengunjungi Dolok Simaddar, dimana dari lokasi ini Danau Toba terlihat lebih jelas dan termasuk hutan yang disebelahnya, suatu pemandangan panorama yang sangat indah.
Ada beberapa “cerita” menarik yang kejadiannya di perladangan masyarakat Desa Silalahi persisnya dikaki bukit Simaddar bahwa dimalam hari dari arah hutan terlihat barisan obor sangat jelas dari Dolok Simaddar, yang diyakini sebagi suatu kegiatan “mahluk halus”. Disamping itu ada juga “cerita/ pengakuan masyarakat” tentang penomena alam yang tidak biasa terjadi berupa hujan pasir melanda Desa Silalahi selama 3 hari setiap tahunnya, tetapi sayangnya tim investigasi belum mampu menguak waktu terjadinya penomena alam tersebut.
Selain daripada itu masih terdapat “ cerita “ tentang kisah perpindahan/ terangkatnya air danau toba dalam jumlah besar kearah hutan di kaki bukit Simaddar yang terjadi setiap tahun, dengan waktu yang belum dapat diidentifikasi tetapi terjadi setiap tahunnya, menurut pengakuan responden.

Lae Pandaroh Kawasan Sidikalang
Taman Wisata Iman Letter S Kawsan Sidikalang
Taman wisata iman di Letter S merupakan cerminan kerukuran dan ketaatan masyarakat dairi memeluk agamanya, menjadai daya tarik yang sangat kuat bagi wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata ini. Jika dibandingkan dengan Kabupaten lain di Sumatera Utara, maka hanya di Kabupaten Dairi diperoleh pendekatan cerminan seperti ini.

Danau Sicike-cike Kawasan Sidikalang
Lokasi objek ekowisata Danau Sicike-cike berada pada wilayah Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, dengan jarak 18 km dari Sidikalang/ Ibukota Kabupaten, merupakan lokasi wisata dengan panorama keindahan hutan yang asri dan memiliki beraneka tumbuhan anggrek serta fauna berupa bebek hutan yang abadi hidup disana. Tanaman Anggrek yang banyak dijumpai disekitar danau Sicike-cike sangat potensial menjadi maskot objek wisata di kawasan ini. Namun sebagian diantaranya masih harus ditempuh dengan jalan kaki dan ini berpeluang menarik bagi wisatawan lintas ala hutan.
“Kisah/ legenda” terjadinya Danau Sicike-cike. (menurut penuturan Bangun/ responden). Jauh sebelum kedatangan Belanda menjajah wilayah ini, kawasan danau sicike-cike telah dihuni oleh 7 marga/ Sipitu marga dari suku Pak-pak : Bintang, Angkat, Capah, Kudadiri, Ujung, Sinamo dan Bako. Terjadinya Danau Sicike-cike diawali dari kemurkaan salah seorang ayah yang berasal dari ketujuh marga kepada anaknya, karena menyantap makanan yang seharusnya dia bawa dari rumah untuk disampaikan kepada orangtuanya yang bekerja di sawah/ perladangan. Sang ayah menendang tempat makanan yang telah kosong tersebut dan mengumpat sang anak dengan murkanya. Tidak lama berselang setelah kejadian itu secara tiba-tiba datang air bah dan menenggelamkan daerah persawahan tersebut termasuk penduduknya yang tidak sempat menyelematkan diri. Genangan air semakin dalam dan luas yang akhirnya menjadi Danau Sicike-cike.
 
Puncak Sidiangkat Kawasan Sidikalang

KM 11 Silumboya Kawasan Sidikalang
Lokasi objek ekowisata Panorama Indah disekitar Desa Silumboya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, dengan jarak 11 km dari Sidikalang, memiliki keunikan utama adalah berupa pemandangan alam yang indah. Wisatawan dapat melakukan camping dan wisata geologi/ vulkanik.
Kupu-kupu di lokasi Puncak nan Tampuk Mas, merupakan suatu potensi yang besar bagi upaya menarik kunjungan wisatawan ke wilayah ini. Demikian pula halnya dengan tanaman anggrek di objek lokasi ekowisata Danau Sicike-cike.
Liang Pamah Kawasan Tanah Pinem
Lokasi objek ekowisata Liang Pamah merupakan gua yang mengandung nilai sejarah berkaitan dengan perjuangan mayarakat Dairi melawan penjajahan Belanda. Konon dalam “cerita” masyarakat bahwa pada masa perjuangan mengusir penjajah Belanda, ada kalanya penduduk harus mengungsi. Salah satu lokasi mengungsi adalah gua liang pamah tersebut dengan kemapuan unik berupa daya tampungnya yang mampu menampung pengungsi seberapapun jumlahnya.
Panorama Alam Kepawa Kawasan Tanah Pinem
Lokasi objek ekowisata Danau Kempawa, termasuk wilayah Desa Kempawa, Kecamatan Tanah Pinem, dengan jarak 48 km dari Sidikalang. Daya tarik utama adalah fauna berupa ikan emas, nila dan lele yang oleh masyarakat setempat dinilai memiliki citrarasa yang enak. Ikutan daya tarik lainnya bagi wisatawan lainnya adalah kegiatan masyarakat dalam budidaya tanaman tembakau dan vanili. Karenanya objek ini berpeluang untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata, sekaligus sebagai objek ekowisata dengan fokus memperbaiki hutan dan sungai yang ada di sekitar objek tersebut. Namun sayangnya belum tersedia fasilitas pendukung untuk kepariwisataan, seperti ketidak ketersediaan restaurant dan penginapan bahkan saung sebagai tempat menikmati alam serta terbatasnya sarana komunikasi dan angkutan.
Danau Paya Kuda Kawasan Tanam Pinem
 

Panorama Sinar Pagi Kawasan Tanah Pinem

Liang Kompor Kawasan Tinah Pinem

Tank Peninggalan Penjajah Belanda Di Kawasan Tiga Lingga
Lokasi objek wisata Tank Peninggalan Penjajahan Belanda, termasuk desa Tiga Lingga Kecamatan Tiga Lingga, merupakan lokasi yang baik untuk menghayati nilai perjuangan masyarakat Dairi mengusir penjajah Belanda.

Gua Kendet Dan Patung Bersejarah Di Kawasan Tiga Lingga
Gua kendet liang memiliki patung batu bersejarah dapat menjadi daya pikat wisatawan bila mampu diidentifikasi dengan kaidah-kaidah keilmuan kepurbakalaan. Bahkan pada akhirnya dapat menjadi maskot wisata bagai kawasan ekowisata Tanah Pinem.
 

Air Terjun Lae Belulus Di Kawasan Tiga Lingga
Lokasi objek ekowisata Air Terjun Lae Belulus, termasuk wilayah Desa Juma Gerat, Kecamatan Tiga Lingga, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Keunikan utama adalah fauna berupa ikan emas, nila dan lele. Ikutan keunikan yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah tanaman tembakau dan vanili. Dapat dicapai dengan kenderaan roda empat minibus. Belum tersedia fasilitas pendukung untuk parawisata, seperti ketidak ketersediaan restaurant dan penginapan serta lainnya.

Jejak Tapak Kaki Raksasa Di Simuhur Tiga Lingga
Objek wisata Simuhur, memiliki daya tarik wisata berupa jejak tapak kaki manusia raksasa yang diyakini pernah tinggal dan hidup diwilayah ini. Objek ini akan menjadi sangat menarik jika dilakukan penelitian sejarah perihal jejak tapak kaki raksasa tersebut.
 

Gua Lau Iput Di Kawasan Tiga Lingga
Lokasi objek ekowisata Gua Lau Ipuh, termasuk wilayah Desa Lau Ipuh, Kecamatan Tiga Lingga, dengan jarak 51 km dari Sidikalang. Keunikan utama adalah fauna berupa burung layang-layang/ walet. Ikutan keunikan yang dapat dinikmati sekaligus dapat menjdai menakutkan bagi wisatawan adalah ular kobra yang berekosistem di wilayah ini. Faktor yang dapat menjadi penghambat pengembangan objek ini adalah sarana perhubungan. Jalan memang cukup baik tetapi jaraknya cukup jauh. Disamping jalan menuju gua masih alami, fasilitas pendukung wiasatapun terasa sangat minim. Dapat dikembangkan menjadi objek penelitian fauna seperti ular dan burung.

Air Terjun Lae Bas Bas Di Kawasan Tiga Lingga

Lae Hitam Di Kawasan Silima Pungga-Pungga 
Lokasi objek wisata Lae Hitam, termasuk wilayah Desa Lae Hitam, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 83 km dari Sidikalang. Daya tarik utamanya berupa pesona alam yang indah, dengan keunikan ikutan adalah sungainya yang berwarna kehitaman, mencerminkan suatu misteri.
Air Terjun Lae Maski Di Kawasan Silima Pungga-Pungga
Lokasi objek wisata Air Terjun Lae Baski, termasuk wilayah Desa Pardomuan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Keindahan utama berupa pesona alam dan air terjun yang bertingkat-tingkat.
Lae Markelang Di Kawasan Silima Pungga-Pungga
Lokasi objek wisata Panorama Indah, termasuk wilayah Desa Lae Markelang, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, dengan jarak 54 km dari Sidikalang. Daya tarik objek wisata adalah pesona alam yang sangat indah dengan hijaunya hutan dan udara sejuknya. Merupakan lokasi yang ideal untuk melakukan kegiatan camping dan wisata alam geologi. Keindahan panorama ini sangat kuat pengaruh dari KEL.
Mata Air Bersjarah Di Kawasan Silima Pungga-Pungga
Lokasi objek ekowisata Mata Air Bersjarah, termasuk wilayah Desa Bonian, Kecamatan Silima Pungga-pungga, dengan jarak 45 km dari Sidikalang. Lokasi yang baik untuk bercamping dan sekalgus menikmati pesona budaya. Namun demikian wisatawan yang datang hanya masyarakat umum dari dalam Kabupaten Dairi sendiri. Menurut penuturan masyarakat setempat bahwa mata air tersebut muncul setelah Raja Sisingamaraja menancapkan tongkatnya pada tempat ini yang serta merta muncul mata air. Masyarakat meyakini bahwa air dari mata air bersejarah ini dapat menjadi penawar berbagai macam penyakit dan penawar perasaan yang sedang gundah.
Mejan Marga Sibero Di Kawasan Silima Pungga-Pungga
Lokasi objek ekowisata Mejan Marga Cibro, termasuk wilayah Desa Tuntung Batu, Kecamatan Silima Pungga-pungga, dengan jarak 43 km dari Sidikalang. Keunikan utama yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah budaya, berupa keberadaan Batu Perjanjian Marga Cibro dan Batu Tunggung Ni Kuta. Kisah tentang Batu Tunggung Ni Kuta/ Pertahanan Desa terletak di bagian gerbang desa Tuntung Batu (dahulu)1 akan memberikan tanda dengan bunyi berdesing apabila ada sesuatu yang mengancam penduduk desa, termasuk kemungkinan serangan penyakit menular. Lokasi Desa Tuntung Batu yang sekarang gerada sekitar 400 m kearah utara dari lokasi lama. Sementara itu kisah tentang Batu Perjanjian Marga Cibro merupakan sumber berkah bagi Marga Cibro, sehingga Marga Cibro dahulunya mengelilingi batu tersebut untuk musyawarah dan mufakat dalam berbagai urusan kehidupan sosial budaya. Sarana jalan cukup baik. Wisatawan dapat melakukan kegiatan kemah/ camping di lokasi objek dengan pemandangan yang indah.
Sebagai tempat kunjungan yang baik bagi masyarakat bermarga cibro/ sibero atau yang memiliki ikatan darah dengan marga cibro/ sibero. Menurut penuturan responden bahwa desa Tuntung Batu merupakan desa tertua dari semua desa yang ada di Kecamatan Silima Pungga-pungga dan sekaligus merupakan tempat asal Marga Cibro yang menjadi marga Tarigan Sibero di masyarakat suku Karo. Objek wisata ini sangat potensial dikembangkan menjadi objek wisata budaya, yang tentunya perlu didahului dengan penelitian para ahli sejarah.
Disamping itu pada lokasi ini juga masih ditemui pohon durian yang berumur lebih dari 200 tahun, dan merupakan induk banyak pohon durian yang telah berkembang di sekitar desa dan ke desa-desa tetangga lainnya. Sebagai salah satu contoh adalah Kebun nanas yang terpadu dengan kebun durian di Sempung Lumban Sihite kurang lebih 20 km dari Sidikalang, yang telah menjadi lokasi kunjungan wisata untuk menikmati panorama persawahan dengan latar belakang Kawasan Ekosistem Leuser sambil menikmati buah Nanas (tersedia setiap saat) dan buah Durian pada musimnya.
Menurut pemilik kebun bahwa bibit Tanaman Durian tersebut, berasal dari Desa Parongil sekitar 10 tahun yang lalu dan jika Desa Tungtung Batu merupakan desa tertua dan pohon durian yang terdapat disana sebagai durian yang sudah sangat tua juga maka tidak tertutup kemungkinan bahwa Durian di Sempung Lumban Sihite nenek moyangnya adalah dari pohon durian di Desa Tungtung Batu juga.